JASA ORANG LAUT DAN ORANG-ORANG ASLI DALAM KEMUNCULAN DAN PERKEMBANGAN PERADABAN KERAJAAN MELAYU RIAU

Haryono Haryono

Abstract


Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Kerajaan dibumi lancing kuning berjumlah 29 Kerajaan/ Kesultanan (Yose Rizal, 2018). Dalam kajian ini ditulis 5 Kerajaan yang melahirkan jasa para tokoh dan Masyarakat Orang – Orang Asli, diantaranya jasa Orang Laut, jasa Orang Talang Mamak, jasa Orang Petalangan, jasa Orang Sakai, jasa Orang Bonai, jasa Orang Akit, jasa Orang Anak Rawa serta jasa Orang Hutan/ Suku Asli. Jasa ini semua dimulai sejak awal berdiri masa kejayaan sampai redup atau hilangnya kerajaan-kerajaan melayu di Riau tersebut, yaitu Kerajaan Indragiri, Kerajaan Siak Sri Inderapura, Kerajaan Pelalawan, Kerajaan Kunto Darussalam, Kerajaan Gasib. Hasil kajian ini menemukan kesimpulan terbaru yang menyatakan bahwa (1).Tidak mungkin ada kerajaan Indragiri jika Orang laut tidak bersedia mengantar Nara Singa II sampai di tanah kerajaan leluhurnya. (2).Tidak mungkin ada kerajaan Siak Sri Inderapura jika Orang Laut tidak menyelamatkan Raja Kecik dimasa kecilnya. (3).Tidak akan lengkap prosesi penabalan sultan Indragiri jika Orang Talang Mamak tidak bersedia menjalankan prosesi pengukuhan sampai pada junjung duli. (4).Tidak akan ada perlawanan terhadap belanda jika Orang Petalangan menolak membantu Sultan Assyaidis Syarif Ali Tengku Sentol melawan belanda. (5).Tidak akan terpungut pajak jika Orang Sakai tidak bersedia memungut pajak didaratan. (6).Tidak akan ada perlawanan Sultan Syarif Kasim II terhadap belanda tanpa bantuan Orang Akit dan Sikoyan sebagai tokoh sentralnya. (7).Tidak akan ada yang memungut pajak disepanjang sungai jantan jika Orang Anak Rawa tidak bersedia memungutnya. (8).Tidak akan ada penjaga wilayah Kunto Darusalam jika Orang Bonai tidak ingin bekerjasama. (9).Tidak akan ada orang pada masa kerajaan gasib yang berani membuka tanah maupun hutan untuk mendirikan kerajaan tanpa ada izin dari Orang Hutan/ Suku Asli.

Keywords


Orang Laut, Orang-Orang Asli, Kerajaan Melayu Riau.

Full Text:

PDF

References


Antara. 2013 "Artefak Masa Prasejarah Ditemukan di Riau". Pekanbaru.

Benjamin, G., Chou, C., (2002), Tribal Communities in the Malay World: Historical, Cultural and Social Perspectives, Institute of Southeast Asian Studies

Haryono. 2017. Sejarah Melayu dan Suku-Suku Asli Di Provinsi Riau (Suku KAT). Makalah Dinas Kebudyaan Provinsi Riau ; Pekanbaru.

Haryono. 2017. Suku Asli Dalam Peradaban Melayu. Dinas Kebudayaan Provinsi Riau : Pekanbaru.

Hidayah, Zulyani 2015. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Riau. Diakses 15 April 2018

http://suku-dunia.blogspot.co.id /2015/02/sejarah-suku-talang-mamak.html

Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 111 tahun 1999 tentang pembinaan kesejahteraan sosial komunitas adat terpencil

Leyden, John (1821), Malay Annals (translated from the Malay language), Longman, Hurst, Rees, Orme and Brown.

Mutalib, Hussin, (1977). Islamic Malay Polity in Southeast Asia,” Islamic Civilisation in the Malay World, (ed.) Mohd. Taib Osman, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Melayu Riau

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor 12 tahun 2015 tentang pelaksanaan peraturan presiden nomor 186 tahun 2014 tentang pemberdayaan sosial terhadap komunitas adat terpencil.

Peraturan Presiden Nomor 186 tahun 2014 tentang pemberdayaan sosial terhadap komunitas adat terpencil.

Prins, J. (1954). Adat en Islamietische Plichtenleer In Indonesia. Bandung: W. Van Hoeve s‘Gravenhage.

TVone 2009. "Fosil Dari Zaman Prasejarah Ditemukan di Riau". diakses 17 Oktober 2013


Refbacks

  • There are currently no refbacks.